Pemerintah Desa Urung Dora Gelar Pengerjaan Lapen yang Bersumber dari APBDes Tahun Anggaran 2024
Selasa, 6 Agustus 2024 Pemerintah Desa Urung Dora menggelar peningkatan jalan lapen dari simpang kapela sampai kampung pawat.
Kegiatan ini berlokasi di Dusun pawat, Desa Urung Dora, Kecamatan Lamba Leda Timur, Manggarai Timur.
Lapen yang dikerjakan merupakan jalur utama yang menghubungan dua wilayah dusun yaitu dusun pawat dan ceos.
Anggara pengerjaan Lapisan Penetrasi sepanjang 202 Meter bersumber dari APBDes Tahun Anggaran 2024 sebesar Rp. 175.829.173
Lapen (Lapisan Penetrasi Makadam) adalah salah satu metode perkerasan jalan yang sering digunakan di daerah pedesaan. Metode ini melibatkan penyebaran batu pecah yang kemudian diikat dengan aspal cair, menciptakan permukaan jalan yang lebih kuat dan tahan lama. Pengerjaan lapen di desa memiliki banyak manfaat, baik dari segi infrastruktur maupun kesejahteraan masyarakat.
MANFAAT PENGERJAAN LAPEN
1. Meningkatkan Aksesibilitas
Jalan yang diperkeras dengan lapen memudahkan akses transportasi bagi warga desa. Ini sangat penting untuk kegiatan sehari-hari seperti pergi ke pasar, sekolah, atau fasilitas kesehatan.
2. Meningkatkan Ekonomi Lokal
Dengan akses jalan yang lebih baik, distribusi barang dan jasa menjadi lebih efisien. Petani dan pengusaha lokal dapat mengangkut hasil bumi dan produk mereka dengan lebih mudah, meningkatkan perekonomian desa.
3. Mengurangi Biaya Perawatan
Jalan lapen lebih tahan lama dibandingkan jalan tanah atau telford. Ini berarti biaya perawatan jalan dapat ditekan, menghemat anggaran desa untuk keperluan lain.
4. Meningkatkan Kualitas Hidup
Jalan yang baik meningkatkan kualitas hidup warga dengan mengurangi debu dan lumpur, serta meningkatkan keselamatan berkendara.
TANTANGAN DALAM PENGERJAAN LAPEN
Meskipun memiliki banyak manfaat, pengerjaan lapen di desa tidak tanpa tantangan. Beberapa tantangan yang sering dihadapi antara lain:
1. Pendanaan
Proyek lapen membutuhkan dana yang cukup besar. Seringkali, dana desa yang terbatas menjadi kendala utama dalam pelaksanaan proyek ini.
2. Kualitas Material
Ketersediaan dan kualitas material seperti batu pecah dan aspal sangat mempengaruhi hasil akhir pengerjaan lapen. Material yang tidak sesuai standar dapat mengurangi umur jalan.
3. Pengawasan dan Manajemen
Pengawasan yang kurang ketat dan manajemen proyek yang tidak efektif dapat menyebabkan proyek mangkrak atau tidak selesai tepat waktu.
SOLUSI DAN REKOMENDASI
Untuk mengatasi tantangan tersebut, beberapa langkah yang dapat diambil antara lain:
1. Transparansi Anggaran
Pemerintah desa harus memastikan transparansi dalam penggunaan dana desa. Papan informasi proyek harus dipasang di lokasi pengerjaan untuk memberikan informasi kepada warga.
2. Pengawasan Ketat
Pengawasan yang ketat dari pihak berwenang dan masyarakat sangat penting untuk memastikan proyek berjalan sesuai rencana.
3. Pelibatan Masyarakat
Melibatkan masyarakat dalam perencanaan dan pelaksanaan proyek dapat meningkatkan rasa memiliki dan tanggung jawab terhadap hasil akhir.
Dengan langkah-langkah tersebut, diharapkan pengerjaan lapen di desa dapat berjalan lebih efektif dan memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat.
Pengerjaan lapen (Lapisan Penetrasi Makadam) menggunakan beberapa jenis material utama yang berperan penting dalam menciptakan permukaan jalan yang kuat dan tahan lama.
Berikut adalah material-material yang digunakan:
1. Agregat Pokok
Ini adalah batu pecah yang berfungsi sebagai lapisan utama. Agregat pokok harus bersih, keras, dan bebas dari kotoran seperti lempung. Ukuran agregat pokok biasanya berkisar antara 2,5 cm hingga 6,25 cm².
2. Agregat Pengunci
Agregat ini digunakan untuk mengunci agregat pokok agar tidak bergerak. Agregat pengunci juga harus lolos saringan 25 mm dan tidak boleh lebih dari 5% yang lolos dari saringan 9,5 mm².
3. Agregat Penutup
Setelah agregat pokok dan pengunci dipadatkan, lapisan ini ditaburi dengan agregat penutup yang lebih halus untuk mengisi celah-celah dan memberikan permukaan yang lebih rata².
4. Aspal
Aspal berfungsi sebagai bahan pengikat yang menyatukan agregat-agregat tersebut. Jenis aspal yang digunakan bisa berupa aspal penetrasi 80/100 atau 60/70, aspal emulsi CRS1 atau CRS2, serta aspal cair penguapan cepat (RC 250 atau RC 800) atau penguapan sedang (MC 250 atau MC 800)².
Material-material ini dipilih berdasarkan standar yang ketat untuk memastikan kualitas dan daya tahan jalan yang dihasilkan.